Mengenal Ciri Khas dan Asal Usul Pecinan

1332

        Pecinan merupakan sebutan suatu wilayah khusus yang memiliki komunitas masyarakat Cina. Kawasan Pecinan dimanfaatkan oleh masyarakat Cina untuk beraktivitas baik untuk kehidupan sehari-hari maupun berwirausaha (berdagang). Kawasan Pecinan mempunyai ciri khas yang berisi budaya-budaya Cina baik gaya hidup masyarakatnya maupun gaya arsitektur bangunannya.Ciri khas yang paling mendasar dari kawasan Pecinan yaitu kelenteng. Kelenteng memiliki peran utama sebagai pusat berkumpulnya komunitas masyarakat, serta sebagai symbol pelestarian budaya Cina. Di Indonesia, timbulnya kawasan dengan komunitas masyarakat Cina (Pecinan) secara besar-besaran terjadi pada abad ke-14 yang terletak di wilayah Pantai Utara Jawa. Dalam tata ruang kota di Jawa, letak Pecinan yang berada di pusat kota menjadikan kawasan ini cenderung strategis. Kawasan Pecinan memiliki pusat ibadah sendiri yaitu kelenteng serta dekat dengan pusat perdagangan seperti pasar. Kawasan Pecinan dapat dikatakan sebagai kota kecil di dalam sebuah kota, karena bangunan-bangunan yang ada di kawasan Pecinan cenderung seragam dan dekat dengan fasilitas pendukung permukiman yang cukup lengkap.

mengenal-ciri-khas-dan-asal-usul-pecinan-1

        Sebutan lain untuk kawasan Pecinan adalah “China Town” atau “Chinezen Wijk“. Kawasan Pecinan sendiri mempunyai fungsi khusus dan spesifik dalam pembentukan modernisasi kota-kota yang ada di Asia Tenggara. Di Pulau Jawa, Kawasan Pecinan banyak terdapat di hampir setiap kota, baik di kota pedalaman pusat kebudayaan, kota yang memiliki karakteristik daerah pantai, maupun kota-kota berkembang lainnya. Pecinan yang muncul secara besar-besaran pada abad ke-14, bersamaan dengan emigrasi orang Cina ke Jawa maka terbentuklah aktivitas perdagangan. Kawasan pecinan yang ada pada setiap kota memiliki persamaan pola kawasan seperti pola pusat perdagangan/ pasar, pola klenteng, pola pelabuhan dan akses jalan utama yang tegak lurus dengan garis pantainya. Kawasan Pecinan yang diperkuat dengan keberadaan kelenteng sebagai pusat ibadah dan sosial. Hal ini dikarenakan jika kelenteng dihilangkan, maka simbol ciri khas budaya Cina juga akan menurun.

        Pecinan tidak hanya terdapat di Jawa tetapi juga di hampir setiap kota pantai utama Asia Tenggara. Kawasan Pecinan dijadikan sebagai pusat perkembangan dalam tata ruang kota pada zaman colonial karena kawasan tersebut merupakan tempat bertemunya ragam aktivitas perdagangan yang berpotensi baik. Kawasan Pecinan memiliki kepadatan penduduk yang cukup signifikan, serta memiliki ciri tampilan bangunan berbentuk ruko (rumah toko). Ciri tampilan bangunan berbentuk ruko tersebut menandakan bahwa masyarakat Cina juga menggunakan tempat huniannya sebagai tempat berjualan/ berdagang. Hal ini didukung karena adanya sifat mendasar dan turun menurun yang dimiliki oleh masyarakat Cina, yaitu ilmu dagang.

mengenal-ciri-khas-dan-asal-usul-pecinan-2

        Sebagian besar masyarakat Cina pada zaman kolonial, banyak yang memiliki peran sebagai pedagang eceran ataupun pedagang perantara. Dengan adanya peran dan kedudukan ini maka masyarakat Cina ditempatkan sebagai pedagang antara pedagang pribumi dengan pedagang-pedagang besar Eropa. Dalam hal ini pedagang pribumi yang menghasilkan produk-produk pertanian, kemudian barang dagangannya akan dijual oleh perantara pedagang Cina kepada para pedagang besar Eropa. Selain itu, masyarakat Cina juga berperan sebagai pihak pendistribusian barang-barang eceran. Itulah sebabnya mengapa kawasan Pecinan berciri khas bangunan ruko. Salah satu ciri khas kawasan Pecinan yang memiliki kepadatan yang sangat tinggi, ruko merupakan salah satu ide yang cukup baik dalam meminimalisir tingkat kepadatan kawasan tersebut. Selain itu kawasan Pecinan yang juga dekat dengan pasar tradisional, hal ini dikarenakan bahwa pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli, serta terjadinya proses jual-beli ataupun pertukaran barang kebutuhan sehari-hari.