Observasi Pola Evolusi Perumahan dan Permukiman

850

   Perumahan dan permukiman merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal tersebut dikarenakan adanya fungsi pokok dari perumahan dan permukiman itu sendiri. Fungsi pokok perumahan dan permukiman adalah sebagai tempat hunian atau tempat tinggal, serta sarana dalam membina keluarga. Dalam evolusi perumahan dan permukiman, terdapat indikator penentuan lokasi perumahan dan permukiman, antara lain :

  1. Indikator teknis pelaksanaannya : lokasi tergolong mudah dalam kegiatan pembangunannya yaitu tidak banyak pekerjaan cut and fill, kondisi tanahnya baik sehingga konstruksi bangunan yang ada dapat direncanakan dengan sistem semurah mungkin, tidak tergolong daerah rawan banjir, tidak tergolong daerah gempa, tidak tergolong daerah angin ribut, memiliki akses jalan yang baik, mudah mendapatkan sumber air bersih dan listrik.
  2. Indikator tata guna tanah : tidak termasuk daerah yang memiliki fungsi utama persawahan, tidak termasuk daerah perkebunan, tidak merusak lingkungan yang ada, harus tetap memperhatikan fungsi tanah, yaitu mempertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir air tanah (penampung air hujan).
  3. Indikator kesehatan dan kemudahan : lokasi sebaiknya jauh dari lokasi pabrik-pabrik yang dapat mendatangkan polusi misalnya debu pabrik, buangan sampah-sampah dan limbah pabrik, pemilihan lokasi yang kondisi udaranya tergolong baik, lokasinya sebaiknya tidak terlalu terganggu oleh kebisingan, lokasi sebaiknya mudah dicapai dari tempat kerja penghuninya, lokasi sebaiknya dipilih yang mudah untuk mendapatkan air minum, listrik, sekolah, pasar, sarana kesehatan, dll.
  4. Indikator politik dan ekonomi : pemilihan lokasi yang memiliki potensi besar dalam menciptakan kesempatan kerja dan berusaha bagi penghuninya, dapat dijadikan suatu contoh bagi masyarakat sekitarnya untuk membangun rumah dan lingkungan yang sehat, layak dan indah walaupun bahan-bahan bangunannya terdiri dari bahan-bahan produksi lokal, pemilihan lokasi yang sekiranya mudah dalam melakukan pemasarannya sehingga calon pembeli cenderung menyukai lokasinya dan dapat mendatangkan keuntungan yang signifikan bagi developernya.

        Berdasarkan indikator penentuan lokasi perumahan dan permukiman tersebut diharapkan akan tercipta suatu kesesuaian dan kenyamanan baik terhadap penghuni maupun terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini juga akan membentuk suatu evolusi perumahan dan permukiman yang tertata dan teratur.

observasi-pola-evolusi-perumahan-dan-permukiman

    Pola evolusi perumahan dan permukiman memiliki aspek pendorong atas terbentuknya pola evolusi tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan persebaran penduduk dengan evolusi perumahan dan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Persebaran penduduk tersebut akan membentuk pola-pola evolusi tersendiri yang secara keseluruhan dipengaruhi oleh kondisi geografis dan karakteristik tempatnya. Kondisi geografis dan karakteristik tempat tersebut dilihat berdasarkan kondisi topografi yang relatif datar, yang merupakan modal dasar dari evolusi perumahan dan permukiman. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam evolusi perumahan dan permukiman adalah perwilayahan (zoning), lokasi (locations), utilitas (utilities), estetika (aesthetics), faktor-faktor teknis (technical factors) dan pelayanan kota (city services). Secara umum, lingkungan perumahan dan permukiman tidak terlepas dari dukungan ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan. Hal ini disebabkan karena sarana lingkungan merupakan fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan sistem sosial maupun sistem ekonomi masyarakat. Dalam penyelenggaraan dan pengembangan sistem sosial maupun sistem ekonomi kaitannya dengan pola evolusi perumahan dan permukiman, terdapat faktor yang berpengaruh, yaitu kependudukan, pertanahan, pembiayaan dan dana.

   Perumahan dan permukiman yang merupakan bagian dari lingkungan kemasyarakatan, diperlukan adanya monitoring dan evaluasi atas terbentuknya pola evolusi perumahan dan permukiman. Sehingga pola evolusi perumahan dan permukiman ini tidak mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan alam yang semula berfungsi sebagai area penyerapan air menjadi lingkungan buatan yang menolak resapan air. Selain itu, agar terwujud suatu keseimbangan antara media peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan upaya pelestarian lingkungan terhadap pola evolusi perumahan dan permukiman.