Transportasi merupakan proses perpindahan dan pergerakan manusia ataupun barang dalam waktu tertentu, dengan menggunakan kendaraan yang dijalankan atau digerakkan oleh manusia, hewan, maupun mesin dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain dapat menunjang perkembangan pembangunan, transportasi memiliki fungsi untuk melancarkan arus manusia dan barang.
Transportasi informal adalah alat transportasi yang dapat digunakan oleh setiap orang dengan menyesuaikan keinginan penumpang, yang pelayanannya difasilitasi oleh operator dengan adanya kesepakatan antara penumpang dan pengendara. Transportasi informal memiliki suatu pergerakan yang rute dan jadwalnya dapat dengan fleksibel dirubah sesuai keinginan penumpang sebagai demand responsive. Adapun moda transportasi informal seperti ojek sepeda motor, becak, taksi berplat hitam, andong, bajaj, bentor dan sebagainya. Transportasi informal ini memilki karakter berbeda dengan transportasi formal, karena transportasi informal dapat dengan cepat merespon kebutuhan konsumen (demand responsive). Dalam transportasi informal, Terdapat beberapa aspek penting yang melingkupinya, yaitu :
- Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi memiliki fungsi dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk menciptakan manfaat yang bernilai lebih. Transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan yang menimbulkan adanya transaksi ekonomi, karena mengubah letak geografis manusia dan barang untuk meningkatkan kebutuhan manusia itu sendiri. Transportasi informal mempunyai suatu kontribusi besar kepada sektor ekonomi. Berdasarkan Jurnal Robert Cervero’s, transportasi informal pada dunia pembangunan, diketahui bahwa banyak kota yang menggunakan transportasi informal sampai mencapai 15 persen dari total ketenagakerjaan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Biasanya, sektor informal terutama transportasi informal adalah pekerjaan yang tidak memerlukan ketrampilan seseorang. Banyak negara berkembang yang memiliki masyarakat yang tak mahir yang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Maka, transportasi informal itu akan menjadi suatu alternatif baik untuk mengurangi banyaknya pengangguran. Dari sudut ekonomi dapat terlihat dua sisi perspektif, antara lain :
- Pada sisi supply (pelaku transportasi) : transportasi informal dapat dijadikan sebagai lowongan pekerjaan yang menghasilkan serta melayani pemakai dengan tujuan untuk mendapatkan laba.
- Pada sisi demand (pemakai jasa transportasi) : transportasi sebagai salah satu dari mata rantai dari arus komoditas basis dasar untuk arus distribusi barang jadi dan produksi yang menyalurkan atau menjual barang-barang, serta memindahkan kebutuhan pada pasar. Dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi, transportasi informal harus dapat melayani dan tersedia dengan biaya yang sesuai.
Di samping dua perspektif, fleksibilitas harga juga menyebabkan orang memilih transportasi informal itu, sebagai contoh penumpang dapat menawar tarif angkutan.
2. Aspek Sosial dan Budaya
Aspek sosial, dapat dilihat dari kelas ekonomi penumpang. Mayoritas penumpang transportasi informal adalah kelas ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah dapat membayar biaya transportasi informal yang tergolong terjangkau. Sedangkan untuk aspek budaya jika dilihat pada negara-negara berkembang, seperti halnya di Indonesia yang masih memelihara kulturnya, maka transportasi tradisional seperti andong dan becak juga masih berkembang. Sebagian masyarakat asli Indonesia masih menggunakan transportasi tradisional ini.
3. Aspek Hukum
Hukum dalam transportasi informal merupakan proses penyelenggaraan transportasi manusia dan barang ke tempat tujuan dan terdapat kesepakatan timbal balik antara pihak pengangkut dengan penumpang, yang berkewajiban melakukan pembayaran dengan biaya tertentu sebagai jasa pengangkutan tersebut. Namun pada operasional dan kepemilikan transportasi informal tidak ada hukum yang menjamin/ mengamankan asuransi jika terjadi suatu kecelakaan. Dengan kata lain pelaku transportasi informal tidak mempunyai jaminan keselamatan.
4. Aspek Politis
Transportasi informal dalam aspek politis dapat membantu pemerintah untuk menyediakan jasa pengangkutan di area tertinggal atau daerah pelosok. Transportasi informal menduduki peranan yang kuat dalam aspek politis, hal ini dikarenakan transportasi informal dapat berfungsi menciptakan persatuan nasional, menciptakan pelayanan yang merata kepada masyarakat, meningkatkan keamanan negara dari serangan pihak luar, serta dapat membantu dalam pengevakuasian penduduk saat terjadi bencana.