Kasus kecondongan atau terindikasinya pergaulan bebas dapat dikisahkan dalam contoh kasus berikut ini. Pada malam minggu sekitar jam 19.30 WIB, tepat ketika terdapat kegiatan muda-mudi di suatu daerah. Salah seorang perempuan pamit kepada orang tuanya untuk berangkat/menghadiri kegiatan muda-mudi tersebut, tapi ternyata perempuan tersebut tidak datang di kegiatan muda-mudi. Sekitar jam 21.00 WIB, ibu dari seorang perempuan tersebut datang ketempat kegiatan muda-mudi untuk menanyakan apakah benar anaknya datang di kegiatan muda-mudi.
Pada akhirnya orang tua perempuan tersebut mengetahui bahwa anaknya tidak datang di kegiatan muda-mudi. Setelah orang tuanya menyelidiki dan menginterogasi satu persatu teman-teman anaknya, ternyata anaknya tersebut pergi bersama pacarnya, ketua muda-mudi pun juga berusaha menghubungi anaknya itu untuk mengetahui dimana keberadaannya, akan tetapi hasilnya nihil tidak ada tanggapan sama sekali. Setelah ditunggu dan terus dicari selama beberapa jam akhirnya jam 01.00 dini hari, anaknya tersebut pulang kerumah, setelah pergi bersama pacarnya.
Sungguh tak terduga bisa terjadi hal seperti itu, si anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah tersebut tega membohongi orang tuanya sendiri. Hal tersebut merupakan suatu tanda terindikasinya pergaulan bebas yang kapan saja dapat semakin parah jika tidak ada kontrol dan terus dibiarkan. Perbuatan semacam itu sudah sepantasnya dijauhi karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Untuk orang tua seharusnya lebih memperketat pengawasan terhadap anak-anaknya dengan mengajarkan hal-hal yang bersifat positif. Selain itu, perlu adanya pengajaran kepada si anak dalam memperdalam ilmu agama dan tingkat ketakwaannya agar tidak mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Adapun tanda-tanda seorang anak yang terindikasi masuk dalam pergaulan bebas secara spesifik dapat terlihat dari ciri-ciri tingkah laku sebagai berikut:
- Sering Melakukan Kebohongan
Kejujuran merupakan aspek penting dalam keluarga ataupun bermasyarakat. Ketika anak diketahui melakukan kebohongan pada suatu hal, maka orang tua harus waspada dan jeli terhadap anak, mengapa dan apa yang disembunyikan oleh anak, sehingga berani berbohong terhadap orang tuanya.
- Sering Keluar Rumah Tanpa Batas
Lingkungan luar merupakan salah satu bagian penting dalam suatu hubungan bermasyarakat. Namun jika tidak ada batas dalam menjalin hubungan dengan lingkungan luar, justru membuat seseorang menjadi salah dalam pergaulan. Seringnya keluar rumah tanpa batas disini adalah si anak cenderung menghabiskan banyak waktu di luar rumah daripada di rumahnya sendiri. Hal ini ditandai dengan lamanya waktu serta tidak memperhatikan jam pulang yang baik. Sebagai contoh anak pergi keluar rumah dari sore hingga dini hari. Hal tersebut sudah sepantasnya orang tua menyelidiki kegiatan apa yang dilakukan anak ketika diluar rumah. Orang tua wajib membatasi waktu keluar rumah pada anak untuk menghindari pergaulan bebas. Lebih baik jangan terlalu sering mengijinkan anak pergi keluar rumah jika tidak ada kegiatan yang positif.
- Sering Berbicara Kotor dan Emosi Meningkat
Ketika si anak melakukan suatu kesalahan dan orang tua berusaha memberi nasehat kepada anak, tanggapan anak cenderung membentak dan sering berkata kotor secara meledak-ledak. Hal ini tidak menutup kemungkinan saat sedang asyik bercanda, si anak terbiasa menggunakan kata-kata jorok dalam kosa katanya. Padahal anak tersebut sebelumnya selalu berbicara baik dan sopan. Hal ini menjadi ciri-ciri bahwa anak tersebut mulai masuk dalam pergaulan yang buruk bahkan pergaulan bebas.
- Mulai Malas untuk Bersekolah
Kegiatan sekolah merupakan pendidikan yang wajib dimiliki oleh anak sejak dini. Sekolah merupakan tempat menimba ilmu baik secara formal maupun informal. Ketika semangat untuk bersekolah mulai menurun, sebaiknya orang tua harus gerak cepat dalam menanggapi hal tersebut. Jika hal ini terus-menerus dibiarkan maka si anak terbiasa dengan bermalas-malasan untuk bersekolah, atau bahkan tidak mau berangkat sekolah. Apabila kecenderungan untuk bermain lebih tinggi daripada niat untuk bersekolah, maka anak tersebut terindikasi pada pergaulan yang tidak baik. Untuk orang tua sebaiknya cek kembali apa yang membuat anak tersebut memilih untuk bermain daripada bersekolah. Adakah hal-hal yang dirasa negatif yang membuat anak menjadi malas untuk bersekolah.
- Tidak Menghiraukan Perkataan Orang Tua dan Menjadi Keras Kepala
Seorang anak yang mulai masuk dalam pergaulan buruk cenderung menjadi keras kepala jika diberikan larangan-larangan oleh orang tua yang sebenarnya positif untuk anaknya. Si anak cenderung membangkang dan bersi keras untuk menolak apapun yang dikatakan orang tua. Hal inilah yang menjadi tanda dimana anak mulai masuk atau bahkan terjerumus dalam pergaluan buruk yang dapat menjadikan dia terperosok ke dalam pergaulan bebas.
Orang tua harus memiliki pendekatan yang baik terhadap anak-anaknya, serta harus memantau kinerja si anak secara berkala agar menjurus ke hal-hal yang positif. Tanamkan pola pikir pada anak tentang masa depan, baik dalam hal memilih maupun memilah mengenai masa depan yang harus diambilnya, jangan sampai anak hanya memikirkan masa yang sekarang dalam arti lain memiliki pikiran yang pendek.