Menangis itu indah
Menangis dalam kehidupan sehari-hari, hanya dipandang hal yang biasa-biasa saja. Padahal menangis adalah salah satu simbol dari tingkatan spiritual seorang hamba yang tidak hanya terbatas sebagai ekspresi rasa sedih, kecewa, menyesal, tetapi juga luapan rasa rindu yang menggebu dari seorang hamba kepada Khaliknya. Menangis adalah ungkapan paling jujur tentang suara batin manusia, yag melambangkan kepasrahan total seorang hamba kepada Rabb-nya. Itulah sebabnya isak tangis gampang sekali menetes ketika ada orang yang meninggal. Menangis adalah fenomena universal yang menghinggapi manusia sejagat, yang tidak hanya menimpa manusia, bahkan seorang Nabi pun menangis. Rasulullah dikenal sebagai orang yang mudah menangis.
Ketika ditinggal oleh istrinya Siti Khadijah, dan anaknya, Ibrahim, beliau menangis meski tanpa raungan dan jeritan. Sebab memang kedua hal tadi dilarang. Berbahagialah orang yang mudah menangis, sebab ia dapat mengecap rahmat Allah, yakni saat ia punya kesempatan untuk mengasah batinnya, memompakan semangat imannya yang kendur, mencerahkan hatinya yang tercemar, dan melongok kembali posisi kehambaannya yang sangatlah lemah di hadapan kekuasaan Allah. Itulah sebab Nabi menyuruh kita agar menangis. Namun menangis di sini haruslah menyesali dosa yang pernah kita perbuat dan menangisi kehidupan kita yang selalu terhempas dari kesolehan. Banyak jatuh cinta pada tempat yang salah, Menangislah! Marah-marah tanpa sebab, Menangislah! Suami tidak bisa membimbing istri, Menangislah! Ibu yang banyak bicara tapi tidak produktif dan menyebabkan anak tidak berkembang, Menangislah! Haji berkali-kali tapi tidak menambah keimanan, Menangislah! Mari kita belajar menangis yang produktif, sehingga menangisnya pun penuh keindahan.
Indahnya hidup diinjak-injak orang
Mari kita simak kisah berikut :
Seorang Vice President di salah satu bidang di suatu bank, pada tahun 1989 ia meninggalkan jabatan empuknya. Rasa kekecewaanya terhadap suatu bank yang telah ia abdi selama 6 tahun, sebagai penyebabnya yaitu ketika usulnya mengenai penggunaan mesin ATM, yang waktu itu belum ada satu bank pun yang memakainya, namun dilecehkan oleh direksi. “Bagaimana kalau mesin itu dimasuki bom?” katanya menirukan salah satu direktur dalam rapat mengenai mesin ATM tersebut. Kemudian dia bergabung dengan PT x yang bergerak sebagai reseller produk IBM, yaitu dengan membeli saham salah satu pendiri perusahaan tersebut. Masuknya orang tersebut memberikan darah dan akselerasi baru pada perusahaan. Orang tersebut membawa perusahaannya untuk menggarap software lokal. Klien pertamanya adalah bank x, yang telah mengenal orang tersebut selama masih menggarap proyek bank sebelumnya.
Setelah itu jalan menuju sukses pun terasa terbuka bagi orang tersebut. Pada tahun 1993 PT x mendirikan anak perusahaan pertamanya, PT xx. Kini PT xx masuk ke bidang networking juga. Bisnis ini diperkuat dengan mendirikan sistem dan jaringan yang kemudian meningkatkan usahanya menjadi Internet Service Provider (ISP). Begitulah PT x terus berkembang dan kini anak perusahaanya telah mencapai 18 anak perusahaan. Dia pun nekat membangun perusahaan lain (saat internet masih belum populer seperti sekarang). “Pada waktu itu, orang bilang saya gila, ”tuturnya mengenang. Nah, dari cerita di atas, apa yang bisa kita ambil hikmahnya adalah ketika kita merasa diinjak-injak oleh orang lain, maka jadikanlah itu lecutan bagi diri kita, justru jangan menjadikan itu sebagai penghambat yang akan menurunkan mental kita saja. Jadi apa Anda merasa diinjak-injak? Selamat menikmati indahnya diinjak-injak orang lain.