Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq
“Pemilik Dua Sabuk”
Gelar “Pemilik Dua Sabuk” selalu mengikuti namanya. Istimewanya gelar itu mirip gelar kehor matan yang di berikan oleh Rasulullah SAW sendiri kepadanya. Gelar tersebut di berikan Rasulullah SAW kepada Asma’ pada hari yang amat mulia agung, yaitu pada hari hijrah dari kota Mekkah menuju kota Yastrib (Madinah). “Sesungguhnya Allah telah-telah mengganti ikat pinggangmu ini dengan dua ikat pinggang di surga“.
Asma’ adalah putri Abu Bakar Ash Shiqqid, Sahabat terkasih Rasulullah SAW. Asma’ sangat dekat dengan ayahnya ketika hidayah Islam masuk ke dalam kehidupan ayahnya, Ia pun mendapat kesempatan yang luas untuk menggalinya dari orang terdekatnya tersebut. Masih terbayang dalam benak Asma ketika ayahnya pulang ke rumah dengan wajah yang bercahaya membawa berita tentang kenabian Muhammad. Hidayah Allah SWT merasuk ke dadanya pada saat usia masih 18 tahun. Sejak mendapat hidayah itulah, Ia bertekad untuk ikut berjuang & berjihad bersama Rasulullah SAW.
Baru saat memasuki awal dakwah Islam banyak mendapat tekanan, penindasan, kekerasan dan kekejaman. Asma’ tidak dapat melupakan kenangan penderitaan pahit yang selalu ia temui dalam kehidupannya, yaitu ketika ayahnya pulang kerumah dalam keadaan sekarat, hilang kesadaran, serta bajunya berlumuran darah. Terjadi hanya karena ayah membela Rasulullah SAW di dekat Ka’bah.
Asma’ terkesan dengan kesabaran & pengorbanan ayahnya. Inilah kecintaan & pengorbanan yang luar biasa serta mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi.
Asma mendapat tugas untuk mengantar bekal makanan untuk Rasulullah SAW. Ia keluar dari kota Mekkah tanpa menghiraukan gelapnya malam hari, sepinya celah antara kedua bukit & bahayanya binatang-binatang buas, dan saat itulah terjadi sejarah pemilik dua sabuk, yaitu pada saat Asma menyobek ikat pinggangnya menjadi dua, satu bagian di jadikan ikat pinggang, satu bagian lagi di gunakan untuk mengikat bekal.
Suatu hari Asma’ di kejutkan oleh kedatangan Abu Jahal yang datang dengan sorot mata singa & kemarahan yang memuncak.
“ Dimana Muhammad & Ayahmu?”
“ Saya tidak tahu jawab Asma’ dengan penuh ketenangan & percaya diri”
Abu Jahal merasa di remehkan. Ia pun melepaskan pukulannya yang begitu keras dan dahsyat ke muka Asma’ akan tetapi, Ia tidak beranjak dari pintu dan tetap berdiri bagaikan sebuah dinding yang kokoh. Inilah bukti dari kekuatan imannya.
Asma’ selalu dekat dengan orang-orang yang salih. Tidak hanya Rasulullah SAW dan ayahnya tapi, suaminya pun seorang yang sangat di cintai Allah. Ialah Zubair bin Awwam yaitu pemuda yang masuk islam bersama As-Sabiqunal Awwalun. Dalam segala hal Asma’ tidak akan bertindak suatu perkara sebelum konsultasi kepada Rasulullah dan bertanya tentang apa yang mesti ia lakukan agar mendapat ridho Allah SWT.
Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq tahu dan belajar bahwa Islam adalah agama yang damai harmonis aqidah & penuh cinta. Tiada ikatan yang menghalangi ulam kepada semua kecuali permusuhan musuh-musuhnya kepada Islam & para pemeluknya. Sedang orang yang tidak memusuhi, maka Islam tidak ingin bermusuhan dengan mereka. Islam melestarikan sebab-sebab cinta di jiwa dengan perilaku yang bersih & muamalah yang adil.