Ramadhan Sebagai Jembatan Introspeksi Diri

440

 

Ramadhan Sebagai Jembatan Introspeksi Diri

Rasulullah bersabda. “Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang telah Allah menjadikan puasanya suatu faardhu dan qiyam di malam harinya suatu tathawu.”……. (HR Ibnu Huzaimah)

     Dalam beberapa hadits telah diuraikan berbagai kenikmatan yang Allah berikan untuk umatnya di bulan Ramadhan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Dibulan inilah manusia di berikan kesempatan begitu luas agar dapat mengumpulkan bekal untuk hari akhirnya. Karena Allah sangat tahu sifat manusia yang selalu diliputi kemaksiatan dan terjebak dalam dosa.

     Tak seperti di bulan-bulan lain, dalam Ramadhan kita akan banyak menemui, masjid-masjid yang ramai, majelis-majelis dzikir yang penuh sesak, kajian-kajian yang kebanjiran peserta dan banyak sekali aktivitas keimanan yang di lakukan oleh umat Islam. Karena memang bulan inilah kita dapat dengan ringan melangkahkan kaki menuju tempat-tempat yang mungkin, sebelumnya jarang sekali kita kunjungi. Sebagaimna Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 119 :

     “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama-sama orang yang tulus”.

     Maka, berbahagialah kalian yang mendapat kedudukan ini. Sebagaimana di ketahui, kita semua akan dikumpulkan di padang Mahsyar, sebuah moment yang mencekam dan menakutkan dihadapan yang Maha Benar Allah SWT. Kemurkaan-Nya pada hari itu sangat dahsyat, belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya. Pada saat itulah para Rasul berdo’a. Wahai Rabbku, selamatkanlah (ummatku) !”

      Pada hari itu orang-orang beriman berangan-angan untuk masuk syurga tanpa dihisap karena sebagaimana di sampaikan oleh Rasulullah SAW :

     “Barang siapa yang melewati proses hisap (mulai dari perkara-perkara yang besar sampai kepada yang ringan) maka ia akan diazab.” (Muttafaq’alaih)

      Akan tetapi merupakan rahmat Allah SWT untuk tidak menghimpun dua macam ketakutan bagi seorang hamba. Barang siapa takut kepada-Nya di dunia maka dia akan memberikan keamanan baginya dihari kiamat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW (dalam sebuah hadits qudsi), Allah SWT berfirman :

      “Dan demi ‘izzah (kemuliaan)-Ku aku tidak mengumpulkan bagi hamba-Ku dua rasa aman dan rasa takut. Jika dia merasa aman dari-Ku didunia ini, Aku akan membuatnya takut pada hari di kumpulkannya hamba-hambaKu. Dan jika ia takut kepada-Ku di dunia Aku akan memberikan rasa aman kepadanya pada hari dikumpulkannya hamba-hambaKu”.

      Jika rasa takut kita kepada Allah SWT benar-benar tulus, mari kita sejenak merenung untuk intropeksi diri dengan terus terang dan transparan (penuh keterbukaan) disertai ‘inabah (kembali kepada Allah dengan segala dosa yang telah dilakukan) dan rasa takut serta penuh harap. Sebagaimana disampaikan oleh Al-Faruq ra.

     “Introspeksilah diri kalian sebelum kalian di hitung dan timbanglah amal perbuatan kalian sebelum ditimbang atas kalian“.

     Dengan Ramadhan, masih terbentang kesempatan di hadapan kita (untuk menambah dan memperbaiki diri serta amal kita) sebelum datang ‘sang penghancur segala kenikmatan’ (maut) yang menghampiri kita dengan tiba-tiba. Alam kubur begitu gelap mencekam dan menakutkan kecuali bagi yang membekali dirinya dengan amal sholeh.

     Karena jika kita masih berkutat dalam ibadah yang sama dan tidak membuat keimanan kita bertambah maka Ramadhan kita telah gagal !. Padahal di belahan bumi lain banyak sekali saudara-saudara kita yang setiap harinya harus meregang nyawa untuk mempertahankan akidah mereka, di Palestina para pejuang Allah tetap teguh melaksanakan ibadah Ramadhan tanpa keluhan meminta keringanan di saat mereka sedang berjuang. Mereka tahu bahwa orang-orang yang bertaqwa tidak selalu berada pada para mujahid fisabilillah, bahkan dalam diri orang fakir miskin sekalipun. Sehingga tak heran jika kita melihat semangat ibadah mereka yang pantang surut. Karena syurga terbentang luas bagi siapa saja yang pandai menghisap dirinya.

     “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr:18)

Subhanallah….. Maha Suci Allah Atas Segala Firman-firmannya.