Rezeki yang halal cerminan sayang keluarga
Keluarga adalah harta yang tak ternilai bagi seseorang. Allah mengaruniakan kecenderungan hati dan kasih sayang dalam keluarga sebagai bagian dari kasih sayangNya pada manusia. Rasa sayang terhadap keluarga dapat tercermin dalam banyak hal. Menghabiskan waktu bersama, bercanda, mengajari anak-anak, berekreasi, beribadah bersama dan lain-lain sebagainya. Dalam hal ekonomi, sayang kepada keluarga di cerminkan dengan memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan bagi keluarga, membiayai pendidikian, kesehatan dan lain-lain. Akan tetapi, sebelum semua itu terjadi, sayang kepada keluarga dari sisi ekonomi itu sepatutnya di mulai dengan mengupayakan rezeki yang halal bagi nafkah keluarga.
Rezeki yang halal adalah pintu keberkahan yang utama bagi keluarga. Dalam kehalalan tersebut, ada keberkahan bagi keluarga yang akan mewarnai kehidupan keluarga tersebut. Keberkahan merupakan suatu konsep yang jauh lebih luas daripada jumlah uang yang dimilikki oleh keluarga tersebut. Keberkahan merupakan karunia yang memungkinkan keluarga untuk senantiasa berada dalam penjagaan ekstra dari Allah SWT. Dan apabila Allah SWT adalah pelindung keluarga kita, tak ada jumlah uang sebesar apapun yang dapat menyamai nilainya.
Sementara harta yang haram itu seperti pintu menuju bencana. Tidak ada hal yang baik yang akan muncul dari harta yang haram. Baik disini adalah dalam ukuran syariah. Boleh jadi gelimang harta yang haram itu begitu menyilaukan. Tetapi apabila kita dapat memperoleh kelaparan harta dengan cara yang halal dan baik, bukankah itu jauh lebih baik lagi? Harta yang haram tidak bisa di bersihkan dengan sedekah. Selamanya harta tersebut akan haramlah adanya.
Harta harus diperoleh dengan cara yang halal dan juga dibelanjakan untuk hal-hal yang halal dan baik. Dan di akhirat kelak, untuk masalah harta, kita harus mempertanggung jawabkan darimana harta tersebut kita peroleh dan untuk apa dibelanjakan. Sebelum kita melakukan perencanaan dan pengelolaan akan harta dan uang kita, maka yang pertama sekali harus dilakukan meyakinkan bahwa harta yang kita miliki telah halal adanya dan telah ditunaikan hak-hak orang lain yang ada dalam harta tersebut.
Kita dapat membuat perencanaan dan pengelolaan dari harta kita sebagai ikhtiar kita dalam bersikap amanah terhadap harta tersebut. Tetapi memastikan bahwa harta yang diperoleh itu merupakan harta yang halal merupakan hal yang utama. Menyayangi keluarga dalam bidang ekonomi juga harus berada dalam kerangka menyelamatkan keluarga dari api neraka seperti yang tertera pada surat At-Thamrin ayat 6 : “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu“. Sayang keluarga bukan berarti menghalalkan segala cara untuk memperoleh rezeki dan menerabas aturan Allah. Apabila benar menyayangi keluarga, maka pastikanlah setiap butir, keping dan serpih rezeki yang dibawa kerumah dan menjadi nafkah keluarga adalah halal adanya. Sayangilah diri sendiri dan keluarga kita dengan mencari rezeki yang halal, semoga kita selalu dapat mendapat Ridho Allah SWT, Aamiin.